Minggu, 02 Oktober 2011

KENAPA HARUS MEMILIH DIREKTUR WALHI ??

Pilihan hidup untuk mendedikasikan diri sebagai bagian dalam menjalankan kampanye dan advokasi keselamatan lingkungan hidup mulai dijalani sejak SMA. Pada tahun 1990 Bersama dengan teman-teman jurusan Biologi, mendirikan kelompok pecinta Alam (DEWA PALA) yang kemudian berkembang menjadi salah satu kelompok pecinta alam yang cukup disegani di propinsi Bengkulu.

Selama Kuliah di Universitas bengkulu, tergabung dalam kelompok aktivitas mahasiswa pecinta alam fakultas pertanian (KAMPALA). Dengan posisi sebagai ketua divisi rock climbing. Guna Mengembangkan dan memperkenalkan olah raga dengan tujuan menyelamatkan kawasan bukit kandis Bengkulu, pada tahun 1998 menjadi ketua harian federasi panjat tebing propinsi Bengkulu (FPTI).

Setelah menyelesaikan kuliah, sejak tahun 1999, bersama dengan 8 (delapan) orang alumni KAMPALA, mendirikan yayasan kanopi dan dipercaya memimpin organisasi tersebut. Hampir 5 (lima) tahun memimpin organisasi dengan fokus program menyelamatkan kawasan hutan bukit daun dan rimbo pengadang dari ekpansi perkebunan teh dan pertambangan batubara. Selain itu Selama di yayasan kanopi, agenda kampanye dan keselamatan pantai barat bengkulu juga menjadi salah satu program utama. Pilihan ini diambil selain belum ada yang fokus pada wilayah tersebut juga didasari oleh tingkat ancaman terhadap kawan pesisir dan hutan pantai Bengkulu baik dari ancaman abrasi samudera Indonesia maupun dari ancaman ekpansi perkebunan sawit. Pengorganisasi rakyat adalah langkah utama dari setiap gerakan yang dibangun. Hal ini dilatarbelakangi bahwa hanya ada satu kekuatan yang mampu mempertahankan kawasan ekologis yaitu dengan melakukan mobilisasi gerakan rakyat
.
Pasca mendaftarkan yayasan kanopi menjadi anggota WALHI pada tauhn 2002, tahun 2003 dipercaya untuk menjadi ketua Dewan Daerah WALHI bengkulu dan pada tahun 2004 dipercaya untuk menjadi Direktur Eksekutif Eksekutif WALHI Bengkulu. Selama di WALHI bengkulu, gerakan rakyat tetap menjadi agenda utama yang dibuktikan dengan terbangunnya Komunitas hijau rakyat bengkulu yang merupakan wadah dalam menjalankan agenda strategis dan politik menyelamatkan kawasan penyangga kehidupan rakyat.

Tahun 2009, melalaui proses interview diterima menjadi staf di Eksekutif Nasional WALHI. Pada bulan Juni 2009 setelah dua bulan menjadi manager pendidikan dan kaderisasi, diminta untuk menjadi kepala departemen kelembagaan dan pengelolaan sumber daya sampai dengan bulan Juli 2011. Hampir sepuluh tahun di WALHI, dengan mengikuti semua proses keorganisasian (Anggota, Dewan Daerah, Direktur Eksekutif dan Deputi Direktur Eksekutif Nasional) merupakan modal utama yang mendukung setiap agenda yang dilaksanakan. WALHI adalah wadah yang tepat sebagai tempat belajar, kampanye dan advokasi keselamatan sumber-sumber kehidupan rakyat. Atas dasar pengalaman, kemampuan dan pengetahuan tentang WALHI secara keseluruhan, Saya berniat untuk mengemban tanggungjawab sebagai Direktur Eksekutif WALHI Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar