Kamis, 05 April 2012

Memperkuat Gerakan Kampanye dan Advokasi Melalui Optimalisasi PNLH WALHI


Memasuki dekade ketiga dan menginjak Usia 32 tahun, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) bekerja untuk menyelamatkan, dan memposisikan dirinya sebagai kelompok oposisi. WALHI secara tegas melakukan penolakan terhadap semua tindakan yang berdampak kepada menurunnya daya dukung lingkungan. Kampanye dan advokasi lingkungan yang dilakukan mulai dari tingkatan lokal, Nasional, bahkan Internasional secara terus menerus sudah dilakukan WALHI.

WALHI awalnya adalah organisasi yang diinisiasi dengan tujuan mendukung pemerintah untuk menjalankan agenda penyelamatan lingkungan. Dukungan yang diberikan saat itu berorientasi melakukan pengembalian fungsi. Namun seiring putaran waktu, sejarah perjalanan organisasi bergeser menjadi organisasi advokasi yang bergerak melawan setiap tindakan negara dan korporasi yang melakukan tindakan menurunkan kualitas mahluk hidup.

Bahkan project-project pemerintah dalam sudut pandang daya dukung lingkungan, layanan ekosistem serta ketersediaan sumber-sumber kehidupan telah membuat posisi Indonesia menjadi pasar dari produksi negara lain.

Korporasi negara-negara lain seperti Malaysia dengan Sime Darby-nya, Belgia dengan Sipef-nya, US dengan Newmont-nya adalah beberapa contoh bagaimana negara seperti tidak berdaya menghadapi mereka. Muaranya negara (pemerintah), secara suka rela memberikan sumber daya negara ini kepada korporasi jahat baik asing maupun anak negeri untuk melakukan ekploitasi, destruksi lalu pergi.

Menjawab semua hal tersebut WALHI tentu saja melakukan respon dengan menyusun agenda strategis, dengan menjalankan minimal 4 agenda besar. 4 Agenda strategis itu, pertama melakukan pengorganisasian rakyat dengan tujuan utama rakyat mampu secara mandiri melakukan perlawanan terhadap tindak kejahatan lingkungan, pelanggaran HAM pada tempat mereka. Kedua,  melakukan advokasi kebijakan sebagai bentuk kontrol secara terus menerus terhadap Negara. Ketiga, menghimpun dukungan dari publik secara luas guna memperkuat posisi WALHI.

Tujuan utama dari agenda besar ini adalah bagaimana WALHI diposisikan sebagai organisasi yang berguna bagi rakyat. Indikator utamanya adalah adanya dukungan publik, serta publik tergerak membantu WALHI jika menghadapi tekanan atau kesulitan. Indikator berikutnya adalah terbangun kerja-kerja politik lingkungan dengan tujuan memberikan masukan, tekanan dan mempengaruhi keputusan politik (politic decision), terutama pada ruang lingkungan, dan pelanggaran HAM.

Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) WALHI adalah ajang untuk merumuskan agenda strategis keselamatan lingkungan, serta memberikan mandat kepada fungsionaris guna menjalankan semua mandat-mandat tersebut.

Seluruh anggota WALHI, fungsionaris baik Eksekutif Nasional, Eksekutif Daerah, Dewan Nasional dan Dewan Daerah hadir dalam hajatan besar ini. Selain itu dalam ajang PNLH ini dipastikan akan juga dihadiri jaringan WALH untuk ikut terlibat dalam agenda ini.

Kehadiran semua pegiat lingkungan dalam PNLH XI yang di gelar di Kota Balikpapan ini, tentu saja akan memberikan nilai tambah agar semakin massif-nya kerja-kerja kampanye dan advokasi lingkungan yang sedangkan dijalankan disetiap wilayah. WALHI telah hadir diberbagai wilayah menjawab kerusakan lingkungan yang terjadi, dengan melakukan kerja-kerja advokasi dan kampanye secara konsisten.

Ajang PNLH yang bakal dihadiri 1000 orang lebih ini tentu saja dapat digunakan untuk memperluas gerakan advokasi dan kampanye yang sedang dilaksanakan, mulai dari penggalangan dukungan sampai dengan memberikan pernyataan atau berbagi pengalaman serta mencari resolusi dari kerja-kerja avokasi yang tengah dilakukan.

Saya membayangkan jika ada dua puluh tujuh resolusi yang keluar di PNLH yang merupakan penyempurnaan, dari rangkaian aktivitas kampanye yang dilaksanakan oleh semua wilayah, tentu ini adalah outcome dari perhelatan PNLH yang luar biasa.

Agenda di Bangka Belitung misalnya, yang sekarang ini sedang berjuang melakukan advokasi dan kampanye untuk melakukan penolakan beroperasinya kapal hisap, harus kita diskusikan sudah sejauh mana kegiatan berlangsung, apa yang sudah terjadi sekarang, dan apa yang menjadi kendala? Atau keberhasilan kawan-kawan di Jambi misalnya untuk mengembalikan kawasan kelola rakyat, serta masih banyak lagi agenda yang sekarang ini sedang dilaksanakan oleh semua kawan-kawan pegiat lingkungan.

Jika inisiatif ini dilaksanakan, maka PNLH tidak saja menjadi media pertanggungjawaban, atau merumuskan agenda strategis organisasi serta memilih fungsionaris. Namun juga secara volluntery akan menghasilkan banyak sekali resolusi dengan pendekatan programatik yang sekarang ini sedang berjalan. Tentu saja dengan pendekatan tujuan organisasi yang sudah saya sampaikan di paragrap awal.

Philosopi kampanye adalah pengarusutamaan, artinya setiap even atau media harus digunakan se-optimal mungkin, debat-debat konstruktif serta input-input brilian akan membuat agenda gerakan akan semakin baik. Kampanye dengan pendekatan inklusivitas akan membuat kerja-kerja banyak mendapat dukungan dari kelompok lain. Pada sisi yang berbeda, pengalaman bagi yang menjalankannya akan memberikan pengalaman baru bagi para pekerja pengkampanye yang lain.

Semoga perhelatan besar para pegiat lingkungan dalam PNLH XI WALHI yang berlangsung 11- 16 April 2012 di Kota Balikpapan nanti, dapat membuat posisi WALHI dalam mebangun gerakan rakyat lebih kuat dan kokoh. Media PNLH juga diharapkan meraih dukungan publik lebih luas, guna melakukan kerja-kerja kampanye dan advokasi lingkungan yang dijalankan WALHI. Dukungan publik sangat di perlukan WALHI dalam menghadapi laju kerusakan lingkungan yang saat ini semakin massif dilakukan.

*Tulisan ini dikutif dari tulisan Ali Akbar, (kandidat Direktur Eksekutif Nasional WALHI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar